22 Kota di Indonesia Terancam Karhutla
![]() |
kebakaran hutan |
Saat ini kebakaran hutan sedang melanda dunia bahkan eropa pada tahun ini telah kehabisan paling tidak 133,468 hektar dan menelan korban meninggal dunia sebanyak 44 orang, sebuah bencana yang sangat dahsyat pasca pandemi covid19 malah dilanda kebakaran hutan yang begitu besar.
Hampir sekitar 660,000 hektar lahan Eropa telah dihancurkan oleh kebakaran tahun ini, menurut data Uni Eropa. Skala kehancuran tahun ini akan menjadi yang terburuk sejak rekor dimulai pada 2006.
Peringatan itu datang ketika benua itu mengalami gelombang panas musim panas yang parah dan kekeringan, yang menurut para ilmuwan merupakan akibat dari perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, demikian seperti dikutip dari MSN News, Senin (15/8/2022).
Namun tidak hanya di Eropa ternyata Indonesia juga mengalami nasib yang juga tidak bisa dipandang sebelah mata, bahkan diprediksi sebanyak 22 kota yang ada di Indonesia terancam mengalami kebakaran hutan dan lahan, menurut laporan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika).
Laporan tersebut berkaitan dengan adanya peringatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah NTT (Nusa Tenggara Timur), berlaku pada Jumat, 19 Agustus 2022.
Sejumlah 22 wilayah yang terancam kebakaran hutan ada di kabupaten/kota seluruh NTT.
"Kondisi 22 kabupaten/kota seluruh NTT berada di tingkat merah atau sangat mudah terbakar, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi kebakaran hutan," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG, Agung Sudiono Abadi.
Dijelaskan Agung Sudiono Abadi, lapisan atas permukaan tanah di seluruh wilayah NTT pada saat ini dalam keadaan sangat mudah terbakar.
"Kondisi alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan, saat ini dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar," ujar Agung.
Oleh karena itu, Agung meminta agar masyarakt NTT mewaspadi kondisi tersebut dengan melakukan langkah antisipasi kenakaran hutan dan lahan.
Antisipasi tersebut bisa dilakukan dengan cara menghindari aktivitas yang memicu titik api.
"Peristiwa kebakaran hutan dan lahan umumnya terjadi karena perbuatan manusia, baik disengaja maupun tidak, seperti membuka lahan pertanian dengan cara membakar, membuang puntung rokok di area terbuka yang terdapat tumpukan rumput atau daun kering yang mudah tersambar api," ucap Agung.
Apabila aktivitas tersebut tidak dihindari, akan menyebabkan kebakaran yang meluas dengan cepat pada musim kemarau.
"Kondisi angin kencang yang bersifat kering membuat potensi meluasnya kebakaran hutan dan lahan juga lebih cepat dan sulit dikendalikan," tutur Agung dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.***
sumber : pikiran-rakyat
Comments
Post a Comment